Tahap ke-2 Mencari Referensi-Referensi Yang Relevan
Nama : Dinda Larasati
NPM : 202246500627
Kelas : R3I
Mata Kuliah : Filsafat Seni
Dosen Pengampuh : Dr.Sn. Angga Kusuma Dawami M. Sn.
Perbandingan 30 Artikel Meliputi
Objek,
Teori/Pendekatan, Analisis, dan Kesimpulan
1. Analisis
Visual Game Angry Birds dalam Teori
Seni sebagai Bentuk
https://www.proceeding.unindra.ac.id/index.php/sinastra/article/view/6073
·
Objek :
Permainan Angry Birds
·
Teori/Pendekatan :
Teori Clive Bell dan Roger Fry
Mengeluarkan suatu cara pandang
Formalisme yang mengatakan bahwa suatu karya seni dianggap indah apabila
memiliki significant form, yaitu
suatu kualitas tertentu yang dapat menimbulkan emosi pengamat saat melihat
karya seni ini, emosi ini berbeda dengan emosi sehari-hari, dikatakan bahwa
emosi yang dirasakan serupa dengan sebuah pengalaman rohani.
·
Analisis :
Hasil penelitian ini difokuskan
pada pemaparan visual dari game Angry Birds. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat banyak aspek yang mempengaruhi visual suatu game agar menjadi menarik
dan interaktif. Sayangnya, banyak orang yang kurang memperhatikan tampilan
visual dari suatu game, mereka hanya terfokus pada misi untuk memenangkan game
tersebut. Adanya tahapan proses pada game akan menciptakan ikatan, yang disebut
pengalaman perendaman berbasis tantangan, di mana keterlibatan ini menuntut
para pemain untuk memahami aturan permainan. Penelitian ini sebagian besar
difokuskan pada studi tentang aspek visual dari sebuah game mobile untuk mengetahui adanya elemen- elemen yang mendukung
suatu game agar menarik dan interaktif.
·
Kesimpulan :
Perbandingan Artikel
Peneliti melakukan penelitian terhadap
visual game dari Angry Birds dengan menggunakan teori Clive Bell dan Roger Fry yang mengeluarkan
suatu cara pandang Formalisme yang mengatakan bahwa suatu karya seni dianggap
indah apabila memiliki significant form, yaitu suatu kualitas tertentu yang
dapat menimbulkan emosi pengamat saat melihat karya seni ini. Dan ini karena
banyaknya unsur bentuk atau visual yang dibahas. Selain itu, game ini sudah
sangat dikenal oleh masyarakat sehingga memudahkan peniliti dalam melakukan riset.
Sedangkan artikel saya membahas visual film
dari Fantastic Planet dengan
menggunakan teori Psikologis yang dikembangkan oleh Friedrich Schiller
(1759-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903) yang menyatakan bahwa seni lahir
sebagai sarana pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar. Serta Aliran
Surealisme yaitu aliran yang menggambarkan kontradiksi antara konsep mimpi dan
kenyataan dengan gambar yang menunjukkan objek nyata dalam situasi yang tidak
mungkin seperti mimpi dan alam bawah sadar manusia.
2.
Analisis Gambar Karya Anak Usia
Dini Berdasarkan Teori Perkembangan Seni Rupa Anak Viktor
http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/PW/article/view/1358
·
Objek : Gambar
Karya Anak Usia Dini
· Teori/Pendekatan : Teori Victor Lowenfeld dan W. Lambert Brittain (Perkembangan Seni Rupa Anak Viktor)
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap karya anak usia dini/PAUD dan dianalisis dengan teori Viktor dan Lambert maka dapat dilihat bahwa anak pada usia dini/ PAUD sedang berada dalam fase Masa Corengan dan Pra Bagan.
·
Analisis :
Gambar anak usia dini/PAUD
memiliki unsur visual dan juga nilai estetis tapi unsur visual dan nilai
estetis itu tak dapat dilepaskan dari pemahaman atas perkembangan fisik dan
psikologi mereka. Anak – anak usia dini/PAUD menggambar dalam fase pertumbuhan fisik
seperti otot-otot motorik halus yang sedang bertumbuh. Pada saat otot-otot
motorik halus mereka belum berfungsi sempurna layaknya orang dewasa. Mereka masih
membutuhkan latihan salah satunya dengan jalan menuntun dan mengarahkan cara
memegang alat gambar yang benar sehingga hal ini berpengaruh pada kualitas
gambar yang dihasilkan.
·
Kesimpulan : Perbandingan Artikel
Peneliti melakukan penelitian
terhadap gambar anak usia dini/PAUD yang dimana seorang anak memiliki
pandangannya dan makna tersendiri terhadap seni. Dengan teori perkembangan seni
rupa anak viktor menurut Victor Lowenfeld dan W. Lambert Brittain yang
mejelaskan masa-masa perkembangan anak dan masa-masa perkembangan ini
masing-masing memiliki karakteristik tersendiri. Berdasarkan hasil penelitian
terhadap enam sampel gambar karya anak usia dini PAUD/TK dapat dianalisis
unsur-unsur visualnya seperti garis, bangun/bidang dan warna. Berdasarkan hal
tersebut pemlihan unsur yang mereka lakukan biasanya akan mengikuti dari keinginan
anak untuk mengimitasi bentuk alam yang diketahuinya. Selain itu pemilihan unsur-unsur
juga dilakukan berdasarkan kesenangan bathin pada saat anak itu berkarya.
Begitu
pula dengan
artikel saya yang meneliti visual film dari Fantastic
Planet juga memiliki pendekatan yang hampir sama dengan artikel ini yaitu,
dari kedua artikel sama-sama meneliti hasil visual yang bentuk atau hasil
karyanya berasal dari alam bawah sadar atau keinginan si pembuat karya dengan
menunjukan bentuk/objek nyata dalam situasi yang tidak mungkin.
3.
Seni Pertunjukan Tari Zapin Api
Di Rupat Utara Bengkalis Provinsi Riau
https://mail.online-journal.unja.ac.id/titian/article/view/7030
·
Objek : Seni
Pertunjukan Tari Zapin
· Teori/Pendekatan :
Teori seni pertunjukan menurut Curh, nt Sachs (tari) dan Alan P. Merriam
(musik). Dan juga melakukan pendekatan
etnokoreologi dan etnomusikologi.
·
Analisis :
Tari zapin adalah salah satu jenis tarian yang ada di
daearah Riau, hampir diseluruh kabupaten mempunyai tari zapin. Salah satunya
tari zapin api, merupakan tradisi asli dari daerah Rupat Utara Tari zapin ini
merupakan salah satu budaya lokal yang memiliki keunikan dan perbedaan dengan
zapin lainnya. Tari Zapin Api adalah salah satu seni pertunjukan yang sangat
terkenal di Kabupaten Bengkalis khususnya di daerah Rupat Utara. Tari Zapin Api
merupakan sebuah pertunjukan yang menggabungkan tari dan musik dalam
penampilannya. Tari zapin ini sangat erat hubungannya dengan alat musik
gambus,. Berdasarkan fenomena tersebut, penulis merasa perlu untuk melakukan
penelitian yang lebih mendalam mengenai Unsur-unsur Tari Dan Unsur-unsur Musik
pada tari Zapin Api. Dengan tujuan untuk mengetahui unsur tari Zapin Api dan
unsur-unsur Musik.
·
Kesimpulan : Perbandingan
Artikel
Artikel ini meneliti pertunjukan
tari zapin dengan teori seni pertunjukan (tari&musik) dan metode penelitian
ini adalah jenis penelitian yang digunakan bersifat kualitatif dengan
pendekatan etnokoreologi dan etnomusikologi.
Curh, nt Sachs mengutarakan, bahwa ada dua fungsi utama tari, yaitu
untuk tujuan-tujuan magis dan sebagai tontonan. Hal ini juga berhubungan dengan
teori dari Alan P. Merriam, 10 fungsi musik
yaitu, pengungkapan emosional, pemuas rasa keindahan, hiburan, sarana
komunikasi, persembahan simbolis, respon fisik, penguat norma-norma social, pengukuhan
institusional dan upacara agama, sarana kelangsungan dan stabilitas kebudayaan,
dan perekat masyarakat.
Begitu
pula dengan
artikel saya yang meneliti film Fantastic
Planet yang dimana tujuan film tersebut memiliki pendekatan yang mungkin sama
dengan fungsi-fungsi dari teori seni pertunjukan. Film juga sebuah pertunjukan,
film sendiri memiliki
definisi sebagai sebuah medium komunikasi audio visual yang tak hanya
memberikan hiburan, tapi juga menawarkan informasi, dan bahkan bisa menyentuh
emosi penontonnya.
4.
Representasi Madura dalam
Pertunjukan Seni Tari Sila Karya Hari Ghulur
https://journal.unesa.ac.id/index.php/geter/article/view/13565
·
Objek : Tari
Sila Karya Hari Ghulur
·
Teori/Pendekatan : Teori Semiotika Roland Barthes
Teori semiotika Roland Barthes
dipahami sebagai sebuah teori yang memahami tanda sebagai produk dari relasi
antara penanda dan petanda yang maknanya memiliki dua tingkat tataran, yakni tataran
denotasi sebagai tingkat pertama makna tanda (Ekspresi), dan tataran konotasi
yang merupakan tingkat kedua makna tanda (Konten).
·
Analisis :
Berdasarkan analisis signifikasi
ditemukan bahwa pertunjukan tari Sila karya Ghulur tidak hanya memiliki makna
denotasi, tetapi juga makna konotasi. Adapun makna konotasi yang terdapat dalam
pertunjukan tari tersebut merepresentasi masyarakat Madura sebagai masyarakat
yang setiap anggotanya memiliki watak egaliter, berjiwa santri, dan memiliki
kemampuan fisik yang tangguh.
· Kesimpulan :
Perbandingan Artikel
Pada artikel ini peneliti
berpendapat bahwa Pertunjukan Seni Tari Sila karya Hari Ghulur adalah hasil
representasi dari masyarakat Madura.
Begitu pula dengan artikel saya yang meneliti film Fantastic Planet , dimana visual yang terdapat pada film tersebut banyak mengandung makna konotasi atau merepresentasikan hasil pemikiran si pembuat film berupa keadaan di sebuah Planet.
5.
Analisis Karya Seni Bertemakan
Toilet dalam Pandangan Teori Estetika Sehari-Hari
https://scholar.archive.org/work/fs2bidomjnh2xdlrwsk6g2tdea/access/wayback/http://www.jim.unindra.ac.id/index.php/vhdkv/article/download/3264/pdf
·
Objek : Museum
Mr. Toilet House
·
Teori/Pendekatan : Menggunakan fenomenologi dan Estetika sosial sebagai
metode penelitian
·
Analisis :
Dari penelusuran terhadap
karya-karya seni yang tidak biasa di Mr. Toilet House, penulis mengerti bahwa
ketertarikan tidak selalu muncul karena keindahan. Sekalipun rasa muak dan
jijik
yang muncul saat melihat sebuah
karya seni, namun bukan berarti karya seni tersebut tidak menarik, sehingga
direndahkan. Ketika suatu karya seni mampu memberikan sebuah efek pada penikmatnya
dengan adanya penilaian dan persepsi dari mereka, maka di sanalah penulis
melihat bahwa karya seni tersebut berhasil menyampaikan pesannya.
·
Kesimpulan :
Perbandingan Artikel
Pendekatan yang saya dapat dari
artikel ini adalah metode Estetika sosial yang sangat erat kaitannya dengan
situasi dan konteks zaman, ingin memunculkan semakin banyak persepsi-persepsi
estetis yang ada di tengah masyarakat tanpa harus takut akan pembatasan dan
keeksklusifan apresiasi. Estetika sosial menyadari bahwa semua karya seni patut
untuk ditampilkan dan diapresiasi.
Begitu pula dengan film Fantastic Planet yang memiliki visual yang jarang ditayangkan sebagai film, namun hal itu patut untuk diapresiasi, dan memunculkan banyak persepsi estetis.
6. ANALISIS ELEMEN VISUAL GAME
‘PAMALI’DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN TEORI MIMESIS PLATO
http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=1670861&val=18106&title=Analisis%20Elemen%20Visual%20Game%20Pamali%20Dengan%20Menggunakan%20Pendekatan%20Teori%20Mimesis%20Plato
·
Objek : Game Pamali
·
Teori/Pendekatan : Mimesis Plato
Penelitian ini akan menunjukkan
bahwa visual game “Pamali” adalah sebuah imitasi (tiruan) dari konsep ideal
yang ada di kepala desainer game tersebut.
·
Analisis :
Dalam perancangannya game
“Pamali” dibuat dengan menerapkan aspek kearifan lokal pada unsur cerita,
elemen visual, dan berbagai hal mendetail lainnya yang sesuai dengan realitas atau
secara umum diketahui dan dimiliki oleh masyarakat. Perancangan tersebut dibuat
agar pemain dapat merasakan wujud dari pengalaman mistis yang divisualisasikan
kedalam sebuah game horor yang dapat memberikan kesan yang menggugah bagi para
pemain.
·
Kesimpulan :
Perbandingan Artikel
Peneliti melakukan penelitian
terhadap game Pamali dengan teori
Mimesis Plato yang dimana beberapa scene
dalam game tersebut terdapat adaptasi-adaptasi dari kehidupan nyata contoh
seperti, pohon beringin, suasana malam yang dibuat semirip mungkin dengan
suasana sebenarnya. Namun ada beberapa scene
yang bentuknya merupakan repesentasi dari sesuatu yang didapat oleh inderawi
sehingga bentuknya tidak realitas.
Begitu
pula dengan
artikel saya, film Fantastic Planet yang membahas visual-visual hasil
representasi dari sesuatu yang berasal dari pemikiran si pembuat film.
7. Hasil Cek Plagiasi Representasi
Probolinggo dalam Seni Pertunjukan Musik Patrol Kelabang SongoR
http://repository.upm.ac.id/id/eprint/2648
·
Objek : Seni
Pertunjukan Musik Patrol Kelabang Songo
·
Teori/Pendekatan :
Teori Semiotika Charles Sanders Peirce
·
Analisis :
Berdasarkan analisis yang
dilakukan ditemukan bahwa dalam seni pertunjukan musik patrol Kelabang Songo
merepresentasikan Probolinggo sebagai wilayah kebudayaan masyarakat Pendalungan,
yakni masyarakat yang memiliki kebudayaan campuran Jawa dan Madura.
·
Kesimpulan : Perbandingan Artikel
Peneliti melakukan penelitian
terhadap Seni Pertunjukan Musik Patrol Kelabang Songo dengan teori Semiotika
Charles Sanders yang merepresentasikan Probolinggo.
Begitu
pula dengan artikel
saya yang merepresentasikan hasil pemikiran si pembuat film Fantastic Planet.
8.
Analisis Film Pendek “Lemantun”
Karya Wregas Bhanuteja dengan Teori Sosiologi Sastra
http://journal.upgris.ac.id/index.php/JURNALPBSJ/article/view/10820
·
Objek : Film
Lemantun Karya
Wregas Bhanuteja
·
Teori/Pendekatan :
Teori Struktural dan Pendekatan Sosiologi Sastra
·
Analisis :
Hasil penelitian ini menyimpulkan
terdapat 4 aspek kajian sosiologi sastra, diantaranya konteks sosial pengarang.
Sastra digunakan sebagai cermin masyarakat, salah satunya genre sastra dan
sastra mampu menampilkan keadaan masyarakat dari masa ke masa.
·
Kesimpulan :
Perbandingan Artikel
Teori struktural dan pendekatan
tersebut digunakan dengan cara mengkombinasikan dari beberapa pendapat para
ahli sastra mengenai sosiologi sastra. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode penyediaan data, yaitu metode
dengan cara observasi dan menyimak, metode yang digunakan dalam tahap
analisis data adalah metode kualitatif, sedangkan didalam tahap penyajian hasil
analisis data menggunakan metode informal. Untuk menunjang metode-metode
tersebut perlu digunakan beberapa teknik, yaitu: teknik pencatatan data, teknik
transliterasi data, teknik terjemahan data, teknik deskriptif analitik data,
dan deduktif induktif data.
Sedangkan artikel saya membahas film Fantastic Planet dengan teori psikologis
dan aliran surealisme. Dengan memahami teori dan aliran tersebut saya dapat
menganalisis film tersebut dengan meyimak dan mencari informasi-informasi yang
membantu.
9.
Analisis Semiotika Pada Film
Laskar Pelangi
http://e-journal.potensi-utama.ac.id/ojs/index.php/PROPORSI/article/view/497
·
Objek : Film
Laskar Pelangi
·
Teori/Pendekatan : Teori Semiotika Pierce
·
Analisis :
Berdasarkan analisis yang telah
dilakukan menggunakan pendekatan Pierce maka ditemukan banyak ikon didalam film
Laskar Pelangi. Tanda-tanda tersebut mendeskripsikan makna dari keadaan,
kejadian, kostum, kekayaan, nama, bakat, kemiskinan. Semangat untuk mendapatkan
pendidikan tergambar jelas pada film. Tanda-tanda disajikan dengan sangat baik
sehingga mampu memberikan keprihatinan mendalam terhadap tokoh anak-anak Laskar
Pelangi kepada penonton. Kesenjangan sosial juga sangat dirasakan dari ikon
kostum dan bangunan sekolah
·
Kesimpulan : Perbandingan
Artikel
Artikel ini melakukan penelitian terhadap film Laskar Pelangi dengan
menggunakan teori Semiotika Pierce yang membuat peneliti dapat menyampaikan
maksud atau pesan dari film tersebut dalam bentuk analisis.
Sedangkan artikel saya melakukan
penelitian terhadap film Fantastic Planet
dengan teori psikologis dan aliran surealisme
untuk tujuan atau rumusan masalah yang sama dengan artikel ini yaitu
memahami pesan yang disampaikan dari sebuah film.
10. Representasi
dalam Film
http://ejurnal.uij.ac.id/index.php/PAR/article/view/832
·
Objek : Film
·
Teori/Pendekatan : Teori Representasi dan Pendekatan dengan Kajian Kepustakaan
·
Analisis :
Artikel ini menganalisis Film
melalui teori representasi. Cara yang dimaksud antara lain, dengan menerapkan
metode analisis visual, analisis wacana, dan analisis konten. Analisis visual
melihat representasi dari yang tampak dan memiliki tiga lingkup, yakni,
produksi, persepsi penyimak, dan interpretasi peneliti. Analisis wacana melihat
bagaimana makna dalam film diinterpretasikan melalui wacana yang disampaikan
melalui segenap unsur audio visual. Analisis konten melihat bagaimana makna
disampaikan melalui isi pesan dalam film tersebut. Analisis wacana dan analisis
konten memiliki irisan kesamaan, meski ada beberapa langkah atau teori yang
mendasari, yang memiliki perbedaan.
· Kesimpulan :
Perbandingan Artikel
Artikel ini menganalisis Film
melalui teori representasi yang dimana suatu film itu berasal dari hasil
pengalaman sebelumnya dan dijadikan sebagai karya yang baru/suasana baru.
Dan artikel ini menjadi
pendekatan untuk artikel saya, atau awal dari pembahasan tentang apa itu Film.
Tentunya menjadi sumber artikel utama sebelum melangkah ke tahap selanjutnya.
11. Analisis
Makna Visual Terhadap Film Joker Dengan Menggunakan Teori Encoding-Decoding
https://www.proceeding.unindra.ac.id/index.php/semnasdesainmedia/article/view/7026
·
Objek : Film
Joker
·
Teori/Pendekatan :
Teori Encoding dan Decoding
Teori ini menjelaskan bagaimana
pesan dibuat dan dipahami dalam komunikasi. Menurut Stuart Hall, teori ini
memandang bahwa setiap pesanatau makna yang disampaikan merupakan rangkaian
peristiwa sosial mentah di mana terdapat ideologi di dalamnya.
·
Analisis :
Joker mengisahkan tentang
perjalanan kehidupan Arthur Fleck yang diperankan oleh Joaquin Phoenix, seorang
komedian yang terlahir di lingkungan masyarakat menengah bawah di kota Gotham.
Menjalani kehidupan yang berat pada tengah kota yg kacau balau membentuk
kehidupan Arthur akrab dengan berbagai penolakan pada lingkungan masyarakat
tempat tinggalnya. Dari analisis makna visual terhadap film Joker dengan
menggunakan teori encoding serta decoding, dapat disimpulkan bahwa film ini
memakai kode-kode visual seperti warna, simbol, gerak tubuh, dan ekspresi wajah
untuk menyampaikan makna yang berkaitan menggunakan ideologi kekerasan,
ketidakadilan, dan kritik sosial.
·
Kesimpulan : Perbandingan
Artikel
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui makna visual yg terdapat pada film Joker. Penelitian ini memakai
teori Analisis Resepsi Encoding Decoding oleh Stuart Hall untuk melihat makna
visual pada film joker tersebut yang bisa ditinjau dengan indra penglihatan
(mata) serta direspons oleh otak. Makna visual biasanya berupa gambar, simbol,
warna, gerak, atau bentuk yang memiliki pesan atau informasi tertentu. dan
hasil dari pembahasan untuk memberitahu bahwa Joker ialah seseorang korban dari
masyarakat yang tidak peduli, tidak adil, serta tidak berperikemanusiaan.
Begitu pula dengan artikel saya,
yang meneliti film Fantastic Planet
untuk mengetahui pesan apa yang sebenarnya ingin disampaikan. Hanya saja
menggunakan teori dan pendekatan yang berbeda, yaitu teori Psikologis dan
aliran Surealisme.
12. Analisis
narasi film 99 Cahaya di Langit Eropa
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/26707
·
Objek : Film
99 Cahaya di Langit Eropa
·
Teori/Pendekatan : Teori Analisis Narasi (narrative analysis) oleh
Tvzetan Todoro.
·
Analisis :
Penemuan dari penelitian dalam
film 99 Cahaya di Langit Eropa sangat jelas digambarkan bagaimana umat Islam di
tengah wajah minusnya mesti tampil sebagai agen yang damai, agen yang penuh
senyum, saling membantu untuk sesama, dan denganyang berbeda keyakinan.Setiap
tahun aksi diskriminasi terhadap umat Islam kian parah. Namun demikian patut
disayangkan bahwa pembela HAM di Eropa selama ini hanya merasa cukup melakukan
observasi pelanggaran hak asasi manusia di luar Eropa, khususnya negara-negara
yang bersebrangan dengan kebijakan barat. Diskriminasi yang diterima kelompok
minoritas ini dalam hal mendapatkan akses pendidikan, kesehatan, pekerjaan,
perumahan dan perlindungan.
·
Kesimpulan :
Perbandingan Artikel
Artikel ini meneliti Film 99
Cahaya di Langit Eropa dengan Tzvetan Todorov mengatakan bahwa semua cerita
dimulai dengan ‘keseimbangan’ di mana beberapa potensi pertentangan berusaha ‘diseimbangkan’
pada suatu waktu. Teorinya mungkin terdengar seperti klise bahwa semua cerita
punya awal, pertengahan dan sebuah akhir. Ide keseimbangan menandai sebuah
keadaan, dalam sebuah cara-cara tertentu. Subjek penelitian ini adalah film 99
Cahaya Di Langit Eropa, sedangkan Objek penelitian ini adalah potongan adegan
visual ataupun narasi dialog dalam film 99 Cahaya Di Langit Eropa.
Begitu pula artikel yang saya
bahas mengenai beberapa adegan atau visual yang terdapat pada film Fantastic Planet dengan pendekatan
aliran surealisme lewat hasil visualnya. Beda dengan pembahasan Film 99 Cahaya
di Langit Eropa lewat Narasi.
13. Representasi
Kekerasan Dalam Film “Liverleaf” Menggunakan Analisis Teori Semiotika John
Fiske
https://repository.uksw.edu/handle/123456789/29748
·
Objek : Representasi
Kekerasan Film Liverleaf
·
Teori/Pendekatan :Teori
Semiotika John Fiske
·
Analisis :
Film ini merupakan satu dari banyak
film yang memperlihatkan bagaimana kekerasan terjadi di kehidupan para siswa
yang tidak mendapatkan pengawasan yang baik dari gurunya, memperlihatkan
perlakukan kekerasan melalui penggambaran adegan, ekspresi wajah, rasa, suasana
dan suara. Hasilnya, didapati bahwa pembullyan ynag menyebabkan kekerasan fisik
yang digambarkan melalui film ini salah satunya dilatarbelakangi dengan adanya
campur tangan perasaan emosi yang membuat korban ingin membalaskan dendam
sehingga mengakibatkan terjadi banyaknya tindakan kekerasan.
·
Kesimpulan :
Perbandingan Artikel
Pada penelitian ini, peneliti
mengangkat rumusan masalah yaitu bagaimana level realitas adegan kekerasan
dalam film Liverleaf dan bagaimana level representasi adegan kekerasan dalam
film Liverleaf. Untuk mengungkap persoalan adegan-adegan kekerasan yang terkandung
dalam film tersebut secara menyeluruh dan mendalam dalam penelitian ini digunakanlah
metode penelitian kualitatif dengan pendekatan Analisis Semiotika Jhon Fiske, jenis
penelitian ini untuk mengetahui kode-kode televisi dari setiap scene adegan
kekerasan dalam film Liverleaf, kemudian data tersebut dianalisis dengan teori
The Codes Of Televisian dari teori Jhon Fiske.
Sedangkan artikel saya mencari tau pesan
apa yang disampaikan dan seperti apakah film Fantastic Planet lewat visual hasil representasi si pembuat film.
14. Representasi
Perempuan Metropolitan dalam Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita
http://e-jurnal.lppmunsera.org/index.php/LONTAR/article/view/352
·
Objek : Film
7 Hati 7 Cinta 7 Wanita
·
Teori/Pendekatan : Teori representasi Stuart Hall
·
Analisis :
Analisis dari penelitian adalah
representasi perempuan metropolitan dalam hidupnya yang sering menjadi kaum yang selalu merasa menjadi korban yang
diwakili oleh dr. Kartini, Lastri, Ningsih, Rara, Lili, Ratna dan Yanti. dr.
Kartini mewakili perempuan yang dapat bangkit dari pengalaman masa lalunya
dengan menjadi seorang ginekolog. Lastri, Ningsih dan Ratna menjadi korban
poligami yang dilakukan suami mereka. Rara adalah adik kandung Ratna yang
menjadi korban pergaulan bebas dan hamil tanpa pertanggungjawaban dari Acin,
kekasihnya. Lili adalah korban kekerasan seksual dalam rumah tangga yang
dilakukan oleh suaminya. Yanti yang terpaksa menjadi seorang pramuria atau
pekerja seks karena sebelumnya hanya menjadi pemuas nafsu dan pelampiasan seks
dari laki-laki atau bosnya saat dirinya menjadi karyawan dan memilih hidup
bebas daripada tertindas oleh kaum laki-laki.
·
Kesimpulan :
Perbandingan Artikel
Film yang berjudul 7 Hati 7 Cinta
7 Wanita yang diproduksi oleh Production House Anak Negeri Film pada tahun 2010
ini merupakan film karya sutradara muda bernama Robby Ertanto. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perempuan metropolitan di
representasikan dalam film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita. Penelitian ini menggunakan
teori representasi sebagai teori utama. Teori representasi Stuart Hall yang
bermaksud untuk menemukan dan melihat bagaimana penggambaran perempuan
metropolitan pada film ini.
Sedangkan
artikel saya
yang membahas film Fantastic Planet dengan
teori psikologis dan aliran surealisme untuk mengetahui pesan dan cerita
seperti apa yang ingin disampaikan pada film.
15. Analisis
Makna Visual Pada Poster Film Bumi Manusia
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/JDKV/article/view/44780
·
Objek : Poster
Film Bumi Manusia
·
Teori/Pendekatan : Teori Semiotika Charles Sanders Pierce
·
Analisis :
Hasil dari penelitian ditemukan
berbagai tanda yang memiliki keselarasan antara satu sama lain sehingga
mendukung tersampainya pesan yang ingin disampaikan dalam poster film. Dapat
disimpulkan bahwa visualisasi ilustrasi utama, visual pendukung, warna, serta
tipografi yang ditampilkan pada visual poster Bumi Manusia memberikan gambaran
tersirat mengenai sejarah perjuangan bangsa Indonesia pada masa penjajahan awal
abad ke-20 antara orang pribumi dengan kolonialisme Belanda.
·
Kesimpulan :
Perbandingan Artikel
Artikel ini membahas tentang
Poster Film Bumi Manusia dengan teori Semiotika Charles Sandres Pierce dengan
tujuan menyampaikan pesan yang disampakan pada poster dengan adanya tanda-tanda
dalam poster yang berupa pesan sarat kandungan di baliknya.
Begitu pula artikel saya yang membahas film Fantastic Planet dengan teori psikologis dan aliran surealisme untuk mengetahui pesan dan cerita seperti apa yang ingin disampaikan pada film. Perbedaannya terletak pada media yang dipakai dan visual yang tertuang dalam film bergerak beda dengan poster.
16. Struktur
Pertunjukan Kesenian Jaranan
http://simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2018/587704e04a15e29d3709aa048dcc099b.pdf
·
Objek : Pertunjukan
Kesenian Jaranan
·
Teori/Pendekatan : Pendekatan Semantik
·
Analisis:
Jaranan merupakan kesenian tradisional
yang menyimpan banyak nilai spiritual di dalamnya. Sebagai sebuah kesenian
tradisional jaranan memiliki banyak
elemen pelengkap dalam pertunjukannya. Kelengkapan dalam pertunjukan kesenian
jaranan adalah sebuah kesatuan dalam
pertunjukan, sehingga kesenian jaranan
belum bisa disebut kesenian tanpa adanya kelengkapan yang saling mendukung.
Adapun kelengkapankelengkapan dalam pertunjukan kesenian jaranan atara lain
dalang (wiraswara), gambuh, nayaga, sinden, keempat pelengkap tersebut
merupakan unsur yang harus ada dalam pertunjukan kesenian jaranan. Dalam
masing-masing pelengkap mempunyai simbol makna masing-masing.
·
Kesimpulan : Perbandingan
Artikel
Artikel ini meneliti Pertunjukan
Kesenian Jaranan dengan menggunakan teori Semantik. Semantik merupakan sebuah studi
tentang makna yang digunakan untuk memahami ekspresi manusia melalui bahasa. Penelitian
ini yaitu untuk mendeskripsikan “StrukturPertunjukan Kesenian Jaranan diSanggar
Tari Guntur Di Kediri”.
Sedangkan artikel saya yang meneliti film Fantastic Planet dengan teori psikologis
dan aliran surealisme untuk memahami pesan dan cerita apa yang disampaikan
melalui visual.
17. Analisis Visual Poster Pertunjukan Teater Sunda Kiwari Tahun 1979-1995
https://www.academia.edu/download/77452207/554-1025-1-SM.pdf
·
Objek :
Poster Pertunjukan Teater Sunda Kiwari Tahun 1979-1995
·
Teori/Pendektana : Metode penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan
kualitatif.
·
Analisis :
Dari hasil penelitian diketahui
bahwa strategi perencanaan sanga terpengaruh oleh faktor anggaran biaya dan
ketersediaan waktu produksi. Teknik produksi yang digunakan adalah teknik cetak
saring dengan metode transfer. Ciri poster bergaya ilustrasi simbolik dengan
dominasi garis lengkung dan siluet, tipografi memenuhi unsur legibility dan
readability, namun memiliki kekurangan pada konsistensi dan proporsi anatomi
huruf. Ciri tata letak menggunakan symmetrical balance.
·
Kesimpulan :
Perbandingan Artikel
Penelitian terhadap Poster adalah
salah satu media komunikasi visual yang berfungsi sebagai media publikasi dan
arsip artistik pada pertunjukan teater. Penelitian ini berfokus pada analisis
visual poster pertunjukan teater yang diproduksi Teater Sunda Kiwari secara manual
sejak tahun 1979-1995.
Bedanya dengan artikel saya adalah
terletak pada penyampaian visualnya, karena artikel saya membahas film, jadi
visual yang tertuangkan berupa animasi atau visual yang bergerak, berbeda
dengan poster yang visualnya diam.
18. ANALISIS
DRAMATURGI PADA VIDEO PERTUNJUKAN DRAMA “GERR” OLEH TEATER MANDIRI: PERSPEKTIF
ANTONIN ARTAUD
http://eprints.unram.ac.id/id/eprint/39482
·
Objek : PERTUNJUKAN
DRAMA “GERR” OLEH TEATER MANDIRI
·
Teori/Pendekatan :
Penelitian Kualitatif Deskriptif
·
Analisis :
Berdasarkan hasil analisis data,
ditemukan beberapa dramaturgi Antonin Artaud melalui Theatre of Cruelty. Dalam
Theatre of Cruelty, terdapat dua aspek dalam pertunjukan drama “Gerr” oleh
Teater Mandiri yang dibagi menjadi Teater dan Kekejaman. Bagian Teater,
terdapat dua aspek yaitu, kekacauan (chaos) dan anti-kemapanan. Sedangkan
bagian Kekejaman, terdapat lima aspek yaitu, erotisme, sadisme, suka melamun,
penghancuran nilai-nilai moral, dan kemunafikan sosial.
·
Kesimpulan :
Perbandingan Artikel
Penelitian ini membahas tentang
dramaturgi pada video pertunjukan drama “Gerr” oleh Teater Mandiri berdasarkan
perspektif Antonin Artaud. Tujuan penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan
dramaturgi yang diterapkan pada video pertunjukan drama “Gerr” oleh Teater
Mandiri berdasarkan perspektif Antonin Artaud. Data diperoleh dengan metode
studi pustaka, studi dokumenter, dan studi observasi. Metode analisis data
menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan mendeskripsikan fakta-fakta
yang kemudian disusul dengan analisis data.
Sedangkan artikel saya meneliti film Fantastic Planet dengan tujuan untuk
mengetahui pesan dan cerita seperti apakah film tersebut dengan teori
psikoligis dan aliran surealisme melalui visual gambar bergerak layaknya pertunjukan.
19. Analisis Semiotik Mantra Dalam Pertunjukkan Kuda Lumping Di Desa Gunung Sari Kecamatan Gunung Sahilan Kabupaten Kampar
https://repository.uir.ac.id/7648/
·
Objek : Pertunjukkan Kuda Lumping Di Desa
Gunung Sari Kecamatan Gunung Sahilan Kabupaten Kampar
·
Teori/Pendekatan : Pendekatan Kualitatfii dan Metode Deskriptif
·
Analisis :
Mantra merupakan puisi kuno
tertua di Indonesia yang merupakan salah satu bentuk sastra lisan yang
mengandung kekuatan gaib dan magis, mantra hanya diucapkan oleh dukun atau
pawangnya dan orang yang mengetahui tata cara penggunaannya. Dari hasil
pengolahan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
(1) Ikon pada mantra dalam pertunjukan kuda lumping di Desa Gunung Sari
Kecamatan Gunung Sahilan Kabupaten Kampar terdapat pada tulisan “ingsun (saya),
cambuk ( cambuk), moloekat (malaikat), udan (hujan), palem kuning (kuning
palem), lintang (bintang).(2) Indeks mantra dalam pertunjukan kuda lumping di
Desa Gunung Sari Kecamatan Gunung Sahilan Kabupaten Kampar adalah terdapat pada
kata-kata “Ingsun amatek aji kulhu sungsang (saya berniat membaca tato yang
ditelan terbalik), saya rela berpindah dari ojo ke nibo hingga setetes nibo
(akan saya hilangkan). hujan tidak turun setetes pun), (3) Simbol pada mantra
dalam pertunjukan kuda lumping di Desa Gunung Sari Kecamatan Gunung Sahilan
Kabupaten Kampar terdapat pada kata “raja (raja), sangi bumi kaki bumi (nenek
bumi kaki bumi ), daun palem kuning (daun palem kuning), abang lombok (cabai
merah).
·
Kesimpulan : Perbandingan
Artikel
Artikel ini mencari tau Mantra
apa yang dimaksud dalam pertunjukan Kuda Lumping dengan menggunakan pendekatan
kualitatif dan metode deskriptif.
Sedangkan
artikel saya
mencari tau pesan dan cerita apa yang disampaikan pada film Fantastic Planet dengan teori psikologis
dan aliran surealisme. Kedua artikel ini sama-sama mengkaji sebuah pertunjukan,
bedanya terletak pada cara penyampaiannya.
20. PENYAMPAIAN
PESAN AKHLAK MELALUI PERTUNJUKAN WAYANG KANCIL DALAM PERSPEKTIF ILMU KOMUNIKASI
(STUDI TERHADAP LAKON KANCIL NYOLONG TIMUN OLEH KI LEDJAR SOEBROTO)
https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/16630/
·
Objek : Pertunjukan
Wayang Kancil
·
Teori.Pendekatan : Teori Semiotik
Pendekatan Deskriptif Kualitatif
·
Analisis :
Hasil penelitian ini menunjukkan
adanya bentuk komunikasi yang dipakai untuk menyampaikan pesan akhlak melalui
pementasan cerita Kancil Nyolong Timun adalah 1) Komunikasi verbal pada
penyampaian akhlak kepada Allah SWT tidak ditemukan adanya Komunikasi verbal,
pada penyampaian akhlak kepada sesama makhluk adalah berbicara dalam bentuk
komunikasi aktif dan komunikasi verbal pada pada penyampaian akhlak kepada
lingkungan adalah berbicara dalam bentuk komunikasi aktif antara Pak Tani dan
petani lain. 2) Komunikasi non-verbal pada penyampaian Akhlak kepada Allah SWT
digambarkan melalui gunungan wayang kancil ditunjukkan daya tarik fisik yang
ditunjukkan melalui fisik gunungan dengan bentuk segi lima dan memiliki gambar
pohon dan binatang. Komunikasi non-verbal pada penyampaian akhlak kepada sesama
makhluk adalah gerak isyarat melalui figur kancil dan Pak Tani melalui gerakan tangan
Pak Tani. Komunikasi non-verbal pada penyampaian akhlak kepada lingkungan
adalah gerak isyarat yang ditunjukkan kancil ketika memakan ketimun warga.
·
Kesimpulan :
Perbandingan Artikel
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui deskripsi bentuk komunikasi yang dipakai untuk menyampaikan pesan
akhlak melalui pementasan cerita Kancil Nyolong Timun pada seni Wayang Kancil.
Analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah analisis semiotik yang
berpijak pada teori yang dikemukakan oleh Roland Barthes tentang sistem
pertandaan.
Sedangkan artikel saya mencari tau pesan
dan cerita apa yang disampaikan pada film Fantastic Planet dengan teori
psikologis dan aliran surealisme. Kedua artikel ini sama-sama mengkaji sebuah
pertunjukan, bedanya terletak pada cara penyampaiannya.
21. Male
Gaze dan Pengaruhnya Terhadap Representasi Perempuan dalam Lukisan “Realis
Surealis” Karya Zaenal Arifin
https://journal.isi.ac.id/index.php/JOUSA/article/view/1692
·
Objek : Lukisan
“Realis Surealis” Karya Zaenal Arifin
·
Teori/Pendekatan : Pendekatan dengan aliran Realis dan Surealis dan
metode Observasi
·
Analisis :
Pameran bertajuk “Laku” ini
merupakan wujud eksistensi Arifin sebagai seorang seniman,
bukan semata-mata hanya untuk
mencari ketenaran dalam hidup, melainkan bagaimana
Arifin mampu memindahkan nilai-nilai,
sifat, dan perilaku-perilaku positif yang disampaikannya
dalam pameran melalui sentuhan
artistik ke dalam lukisannya yang ia sebut sebagai lukisan realis. Wujud dari
pandangan atau tatapan laki-laki (the male gaze) terlihat ketika Arifin
merepresentasi
perempuan sebagai subjek untuk membicarakan
perihal tubuh dan ketubuhannya. Dalam lukisan
yang berjudul Dialog Imajiner;
Women Power; dan Power of Love, Arifin menunjukkan peran perempuan sebagai
figur yang independen, kuat, dan santun. Perempuan sebagai seseorang yang
terbuka pikirannya, mampu
menerima masukan, kritikan, dan akan selalu berbenah diri. Kekuatan
dan kelembutan inilah yang
dijadikan Arifin sebagai dualitas untuk membangkitkan semangat
perempuan dalam meraih impiannya.
·
Kesimpulan :
Perbandingan Artikel
Berdasarkan penelitian dapat
disimpulkan bahwa lukisan menjadi salah satu media ungkap dan ekspresi diri
sang seniman dalam menyampaikan dan menyematkan setiap ide dan gagasannya
secara artistik. Namun, ketika perempuan dijadikan objek dalam lukisan dan
diwujudkan dengan memberikan kesan yang mengarah pada pencitraan gender.
Begitu
pula dengan
artikel saya yang memiliki pendekatan yang sama dengan artikel ini yaitu
sama-sama menggunakan pendekatan dengan aliran surealisme, yang dimana suatu
karya diciptakan berdasarkan ekspresi diri sang seniman dan merepresentasikan
dalam bentuk baru. Bedanya artikel saya meneliti film Fantastic Planet, sedangkan artikel ini meneliti lukisan.
22. Unsur-Unsur
Surealisme dalam Puisi “Syaiun Sayabqa Bainana” Karya Faruq Juwaidah
https://journal.umgo.ac.id/index.php/AJamiy/article/view/2082
·
Objek : Puisi
“Syaiun Sayabqa Bainana” Karya Faruq Juwaidah
·
Teori/Pendekatan : Pendekatan Kualitatif
Yang mana pendekatan ini berupa
informasi atau data yang dikumpulkan berwujud kata-kata, analisis yang
digunakan dalam penelitian ini berdasarkan logika.
·
Analisis :
Dalam penelitian ini ditemukan
beberapa unsur surealisme yang mana di antaranya adalah mempunyai unsur
asosiasi bebas. Asosiasi bebas dalam puisi ini yang bermakna “laut dan pantai”
terdapat unsur surealisme, yang mana laut sendiri suatu hamparan yang luas yang
dapa memberikan kebebsan hidup bagi yang hidup di laut. Setelah melakukan analisis
surealisme dalam puisi “Syaiun Sayabqa Bainana” Karya Faruq Juwaidah.
·
Kesimpulan :
Perbandingan Artikel
Penelitian ini bertujuan untuk
Mendeskripsikan unsur unsur-unsur surealisme yang terdapat pada puisi “Syaiun
Sayabqa Bainana”. Penelitian ini menggunakan pradigma penelitian konstruktivis,
sedangkan Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan penelitian kualitatif. Peneliti menggunakan teori Surealisme dalam penelitian
ini dikarenakan karya Faruq Juwadah banyak mengandung unsur-unsur khayalan yang
digunakan dalam ungkapan puisi yang ditulisnya.
Begitu
pula dengan
artikel saya yang memiliki pendekatan yang sama dengan artikel ini yaitu
sama-sama menggunakan pendekatan dengan aliran surealisme, yang dimana suatu
karya diciptakan khayalan seseorang dan merepresentasikan dalam bentuk baru.
Bedanya artikel saya meneliti film Fantastic PlaneT melalui visual,
sedangkan artikel ini meneliti puisi melalui tulisan.
23. Surealisme
Dalam Jogja Video Mapping Project 2019
https://www.uc.ac.id/envisi/wp-content/uploads/ENVISIVCD-2020-P026-Wegig-Murwonugroho-Surealisme-Dalam-Jogja-Video-Mapping-Project-2019.pdf
·
Objek : Jogja
Video Mapping Project 2019
·
Teori/Pendekatan : Metode intertekstualitas dan pendekatan aliran
surealisme
·
Analisis :
Konsep surealisme memunculkan kebanalan visual, erotisme, fantasi yang divisualisasikan secara metaphor. Temuan di dalam penulisan ini terlihat bahwa surealisme telah berkembang hingga ke ranah seni digital. Gagasan surealisme berupaya menyentuh alam bawah sadar manusia, memvisualisasikan erotisme, mengangkat kembali mimpi, memunculkan fantasi liar, yang dituturkan secara metaforik. Dari video mapping yang ditampilkan terlihat video mapping. Keberhasilan sebuah karya seni dan desain dikarenakan adanya proses produksi yang tidak lagi linier. Tidak perlu mendikotomikan materi dan konsep, antara materi fisik dan konten. Di antara semua komponen saling mengisi, dan saling berinteraksi.
·
Kesimpulan :
Perbandingan Artikel
Video mapping adalah karya seni
gambar bergerak yang diproyeksikan pada bangunan sebagai layar. Pada event
Jogja Video Mapping Project “SUMONAR” 2019 terlihat adanya komodifikasi tanda
yang mengarah kepada visualisasi bentuk imajinatif. Gaya surealisme telah
menginspirasi terciptanya transformasi karakter yang membawa penonton masuk ke
alam bawah sadar imaginative.
Begitu
pula dengan
artikel saya yang memiliki pendekatan yang sama yaitu aliran surealisme untuk
mencari tahu pesan apa yang disampaikan pada film Fantastic Planet.
24. Adaptasi
Surealisme dalam Rancangan Arsitektur
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmm/article/view/336
·
Objek : Rancangan
Arsitektur
·
Teori/Pendekatan : Aliran Surealisme
·
Analisis :
Surealisme dan arsitektur mungkin
dua hal yang bertolak belakang tetapi jika kita memandangnya dari kaca mata
seni maka dua bentuk ini dapat dijadikan satu adaptasi yang dapat memenuhi
keinginan psikologis manusia. Karena di setiap ambisi manusia pasti tersimpan
satu mimpi. Mimpi yang kita peroleh dari alam bawah sadar yang kerap kali kita
anggap itu hanya hal yang biasa-biasa saja. Padahal di balik hal yang biasa
terkandung suatu hal yang fantastis. Adaptasi arsitektur dalam surealisme
kiranya dapat menjadi suatu tema baru dalam arsitektur. Manifestasi ini
selayaknya dipergunakan untuk ruang lingkup seni dan arsitektur saja karena
surealisme memiliki nilai estetis dalam dua hal tersebut. Surealisme tidak bias
diterapkan sepenuhnya dalam
kehidupan manusia karena manusia
yang hanya bias bermimpi tanpa menerapkannya sama saja dengan mendustai dan membodohi
diri sendiri.
·
Kesimpulan : Perbandingan Artikel
Artikel ini membahas tentang
bagaimana jika hal yang tergambar di alam bawah sadar kita dijadikan sebuah
karya, seperti arsitektur. Maka bentuk bangunan tersebut terinspirasi dari
aliran surealisme.
Begitu
pula dengan
artikel saya yang membahas film Fantastic
Planet dengan pendekatan aliran surealisme karena banyak visual yang
berasal dari hasil imajinatif si pembuat film.
25. Kesenian
Rengganis sebagai Inspirasi Penciptaan Lukisan Surealistik
http://journal3.um.ac.id/index.php/fs/article/view/2722
·
Objek : Lukisan
Surealitik representasi Kesenian Rengganis
·
Teori/Pendekatan : Metode Alma Hawkins
Meliputi tiga tahap yakni eksplorasi,
improvisasi dan pembentukan.
·
Analisis :
Kesenian Rengganis adalah seni
pertunjukan berbentuk drama tari lakon yang merupakan akulturasi kebudayaan
jawa dengan kebudayaan osing. Kesenian ini disebut juga kesenian Praburoro yang
berasal dari kata ‘Prabu’ berarti raja dan ‘Rara’ berarti perempuan, sehingga
Praburoro berarti raja perempuan. Kesenian tersebut dapat ditampilkan dengan
berbagai bentuk, salah satunya dalam bentuk karya seni lukis. Dalam penelitian
ditemukan permasalahan bahwa kesenian Rengganis tidak lagi dikenal akibat
tereduksi oleh kesenian lain yang serupa yakni Seni Janger yang lebih populer
hingga saat ini. Penekanan dalam penelitian ini ini terletak pada jenis
karyanya, yaitu seni lukis. Seni lukis merupakan suatu kegiatan mengolah medium
dua dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapatkan kesan
tertentu. Ditemukan hasil bahwa filosofi kesenian Rengganis dapat disampaikan
melalui seni lukis surealisme.
·
Kesimpulan :
Perbandingan Artikel
Tujuan Peneliti dalam penelitian
ini yaitu mengenalkan kembali kesenian Rengganis dalam karya lukisan
surealistik. Peneliti memulai dengan melakukan observasi, wawancara, dokumentasi
dan pengolahan data. Penelitian ini menggunakan metode penciptaan Alma Hawkins
karena relevan dengan topik yang diusung yaitu seni pertunjukan sebagai sumber
inspirasi seni lukis.
Dan artikel saya melakukan
pendekatan yang sama yaitu dengan aliran surealisme yang menurut saya dapat
menjelaskan pesan yang disampaikan pada film Fantastic Planet melalui visual-visual yang berasal dari khayalan
si pembuat film.
26. Analisis
Unsur Surealisme dalam Novel Umibe no Kafuka Karya Murakami Haruki
https://journal.unpak.ac.id/index.php/Idea/article/view/1825
·
Objek : Novel
Umibe no Kafuka Karya Murakami Haruki
·
Teori/Pendekatan : Teori yang digunakan meliputi tokoh dan penokohan, latar,
surealisme dan psikoanalisis Jacques Lacan.
·
Analisis :
Hasil analisis yang diperoleh
adalah unsur surealisme yang terdapat pada sifat dan perilaku tokoh serta latar
merupakan pengaruh dari proses pembentukan identitas tokoh utama. Proses
pembentukan identitas maupun unsur surealisme, keduanya dibentuk oleh alam
sadar manusia.
·
Kesimpulan : Perbandingan Artikel
Artikel ini dan artikel saya
menggunakan pendekatan cara yang sama dalam meyelesaikan rumusan masalah, yaitu
dengan menggunakan aliran surealisme yang dimana hasil visual, sifat, tokoh
yang terciptakan bersalah dari alam bawah sadar.
27. Representasi
Mooi Indie dalam Lukisan Jelekong
https://journal.isi.ac.id/index.php/ars/article/view/5715
·
Objek : Lukisan
Jelekong
·
Teori.Pendekatan : Aliran Surealisme
·
Analisis :
Lukisan Jelekong yang dihasilkan
pada tahun2019 dan 2020 menggambarkan objek khas yang sering dilukiskan seniman
Mooi Indie, yaitu gunung, sawah dan pohon, serta objek gambar lain yang dapat
menampilkan pemandangan alam Indonesia yang hijau, namun keindahan alam yang dilukiskan
seperti alam yang dimiliki negaranegara Eropa, seperti ciri khas lukisan Mooi
Indie. Selain itu, lukisan Jelekong yang dihasilkan pada tahun 2019 dan 2020
seringkali menampilkan pemandangan alam yang berbeda dengan pemandangan alam di
Kampung Jelekong, yang mana area persawahan Jelekong tidak terlalu dekat dengan
gunung, tidak terdapat sungai yang menjadi pemisah antara sawah di bagian kanan
dan kiri dan juga tidak dikelilingi oleh pepohonan yang lebat seperti yang
sering digambarkan dalam lukisan Jelekong. Sehingga peneliti berkesimpulan
bahwa lukisan Jelekong merupakan lukisan imajiner yang kemungkinan pelukis
membayangkan alam di luar Kampung Jelekong atau sering melihat lukisan
pemandangan Barat yang kemudian dituangkan dalam lukisan Jelekong.
·
Kesimpulan :
Perbandingan Artikel
Artikel ini menggunakan
pendekatan dengan teori representasi dalam meneliti Lukisan Jelekong, karena
peneliti mendapatkan fakta sebenarnya bahwa hasil lukisan yang dibuat itu tidak
seperti keadaan sebenarnya, yang berarti berasal dari imajinatif sang
seniman/pelukis. Namun bentuk visual yang dihasilkan masih terbilang normal.
Sedangkan artikel saya, menggunakan
pendekatan aliran surealisme dalam meneliti Fantastic
Planet yang memiliki bentuk/visual yang tidak biasa (aneh) karena itu cara
si pembuat film merepresentasikan hasil imajinasinya/khayalan. Namun hal itu
bisa dikaji dengan melakukan pendekatan yang cocok sehingga rumusan masalah
dapat terjawab.
28. ANALISIS
SEMIOTIK VIDEO KLIP BTS “BLOOD, SWEAT AND TEARS” SEBAGAI REPRESENTASI MASA MUDA
http://www.e-jurnal.stkippgrisumenep.ac.id/index.php/ESTETIKA/article/view/106
·
Objek :
Video Klip BTS :Blood, Sweat and Tears
·
Teori/Pendekatan : Pendekatan penelitian kualitatif interpretative dan
semiotika Roland Barthes.
·
Analisis :
Hasil penelitian menunjukkan
adanya gambaran Profil BTS dan 20 scene dalam video klip BTS Blood, Sweat and
Tears yang menjadi tanda denotatif
konotatif dan mitos sebagai representasi masa muda. Kesimpulan
penelitian ini adalah video klip BTS Blood, Sweat and Tears menggambarkan masa
muda adalah proses bertumbuh, masa penuh gejolak dan keinginan, yang disimbulkan
dengan sayap (wings), semakin besar godaan maka akan semakin memikirkan dan
semakin terombang-ambing. Masa muda direpresentasikan sebagai masa dimana
seseorang berfikir, memilih dan tumbuh. Masa muda adalah masa menemukan jati
diri, Kebebasan masa muda dan keberanian melakukan hal-hal yang disukai.
·
Kesimpulan : Perbandingan Artikel
Artikel ini meneliti pada video
klip musik BTS yang berjudul Blood, Sweat and Tears, yang dimana peneliti
meyakini bahwa adegan-adegan yang terdapat pada video klip itu hasil
representasi masa muda sesorang, masa dimana seseorang berfikir, memilih dan
tumbuh. Masa muda adalah masa menemukan jati diri, Kebebasan masa muda dan
keberanian melakukan hal-hal yang disukai.
Sedangkan artikel saya membahas
film Fantastic Planet yang
merepresentasikan hasil imajinatif si pembuat film ke dalam bentuk visual
bergerak/animasi, yang mungkin si pembuat film menggambarkan keadaan di sebuah
planet.
29. Analisis
Representasi Surealisme Dalam Film Being John Malkovich (1999)
http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/4558
·
Objek : Film
Being John Malkovich (1999)
·
Teori/Pendekatan : Metode deskriptif kualitatif dan pendekatan
semiologi Ferdinand de Saussure
·
Analisis :
Analisis terhadap film Being John
Malkovich mulai dapat dilakukan setelah peneliti mendeskripsikan secara detail
naratif pada film ini. Selain deskripsi naratif, hal lain yang dibutuhkan
analisis ini adalah pendataan film. Maksud daripada pendataan film yakni
menjadikan film sebagai sebuah data layaknya objek penelitian. Pendataan ini
dilakukan dengan cara membagi film ke dalam empat babak secara keseluruhan dan
membedahnya menggunakan pendekatan konsep penanda-petanda Saussure dan
semiologi film Metz. Pendataan ini dimaksudkan untuk menelaah bagaimana bahasa
film maupun penanda-penanda lain beroperasi dalam memaparkan sejumlah ide.
·
Kesimpulan :
Perbandingan Artikel
Penelitian ini meletakkan
perhatian pada representasi surealisme dalam film produksi Hollywood. Film
Being John Malkovich menjadi objek yang diteliti dalam penelitian ini. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, pendekatan
penelitian menggunakan semiologi Ferdinand de Saussure untuk menganalisa teks
(terlihat dalam film) yang secara sederhana, petanda (signified) lebih mengacu
pada ‘konsep’, sedangkan penanda (signifier) lebih pada aspek materi dari
‘konsep” yang terdiri dari audio dan visual. Selanjutnya, konsep representasi
digunakan dalam tahapan analisis wacana pembacaan lanjutan dari hasil analisi
teks dengan analisis bahasa film Christian Metz. Unsur surealisme dapat dilihat
pada aspek naratif yakni plot cerita dan karakter, serta dari segi sinematik
yakni setting, kostum, pemain dan pergerakannya, serta dialog.
Begitu
pula dengan
artikel saya, menggunakan pendekatan representasi dan aliran surealisme yang terdapat
pada film Fantastic Planet dari
imajinatif si pembuat film yang dapat di temukan pada visual-visual yang
dihasilkannya.
30. Kucing
Sebagai Sumber Inspirasi Karya Lukis Surelis
http://repository.unp.ac.id/id/eprint/47645
·
Objek : Karya Lukis representasi dari
Kucing
· Teori/Pendekatan : Metode yang digunakan dalam pembuatan karya ini
melalui beberapa tahapan yaitu: tahapan persiapan, tahapan elaborasi, tahapan
sintesis, tahapan realisasi konsep, tahapan penyelesaian. Dan pendekatan aliran
surealisme.
·
Analisis :
Karya ini adalah gambaran
interaksi perilaku kucing dengan manusia (pemelihara) dan masyarakat setempat
terhadap keberadaan kucing, sehingga dari perilaku tersebut dapat diambil nilai
moral dalam menjalani kehidupan sehari- hari, agar bertanggungjawab terhadap
hewan peliharaan dan menumbuhkan rasa tolong-menolong bukan hanya manusia
kepada manusia lain tetapi manusia lingkungan hidup. Kucing sebagai objek
inspirasi bertujuan untuk pencapaian gagasan ide agar dapat direspon sesuai
dengan makna, sehingga menimbulkan efek artistik dan karakteristik tertentu.
·
Kesimpulan : Perbandingan
Artikel
Artikel ini membahas tentang karya
lukis yang bertujuan untuk memvisualisasikan dan mengekspresikan rasa
ketertarikan penulis terhadap kucing dengan gaya surealis. Pembuatan lukisan
ini menggunakan pendekatan surealis, yaitu melukis dengan teori psikologi
Freud. Psikologi ini mengeksplorasi alam bawah sadar dan citra mimpi manusia
sebagai salah satu penggambaran dari hasrat manusia.
Begitu pula dengan artikel saya yang bertujuan untuk mengetahui pesan dan mencoba memahami apa yang disampaikan pada film Fantastci Planet melalui visual bergerak atau film dengan pendekatan surealisme.
Sumber Artikel : https://scholar.google.com/
Komentar
Posting Komentar